ARTI ISLAM ( MKNA ISLAM )


Kata Islam makna aslinya masuk dalam perdamaian, dan orang muslim adalah orang yang damai dengan Allah dan damai dengan manusia. Damai dengan Allah artinya, berserah diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya, dan damai dengan manusia bukan saja berarti menyingkiri berbuat jahat atau sewenang-wenang kepada sesamanya melainkan pula ia berbuat baik kepada sesamanya.

Islam adalah agama yang terakhir diantara sekalian agama besar dunia. Islam mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya. Islam menyuruh para pemeluknya supaya beriman dan mempercayai bahwa sekalian agama besar di dunia yang datang sebelumnya, diturunkan dan diwahyukan oleh Allah. Salah satu rukun iman ialah orang harus beriman kepada sekalian Nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw.

Dengan datangnya Islam agama memperoleh arti baru. Pertama, agama tak boleh dianggap sebagai dogma, yang orang harus menerimanya jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal, melainkan agama harus diperlakukan sebagai ilmu yang didasarkan atas pengalaman universal umat mannusia. Kedua, ruang lingkup agama itu tak terbatas mengenai kehidupan akhirat saja. Bahkan agama itu yang terutama sekali berurusan dengan kehidupan dunia, agar dengan hidup lurus di dunia, manusia bisa mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi.

Kalam (islamic theology) dan falsafah (philosophy) adalah dua tradisi pengetahuan yang dikembangkan oleh pemikir-pemikir muslim. Keduanya digunakan untuk clirification dan pembenaran prinsip-prinsip agama Islam secara rasional, di satu sisi, dan dalam pencapaian ilmu-ilmu purbakala Yunani dan Hellenistik. Akan tetapi seiring dengan conjuncture sosial, budaya, politik dan intelektual umat Islam, hal itu menimbulkan polemik berkepanjangan. Pertentangan tersebut setidaknya dapat dilihat karena dua alasan: pertama, bahwa awal muncul perbincangan keduanya itu disinyalir karena “keterpengaruhan” akulturasi budaya non-Islam, dan kedua, bahwa setelah kalam dan falsafah sering digunakan sebagai dalil (argumentasi) para tokoh-pemikir pasca era Rasulullah Muhammad, seringkali menimbulkan suatu schism tersendiri dalam perkembangan pemikiran Islam hingga dewasa ini.

Falsafah adalah satu kata dari bahasa Arab. Ia dialihbahasakan dari kata philosophia (bahasa Yunani), yang berarti kecintaan kepada kebijaksanaan, kebenaran. Adapun dalam ungkapan Arabnya yang lebih “asli”, disebut ‘ulum al-hikmah atau al-hikmah, padanan kata dari sophia. Dalam bahasa Indonesia kata itu menjadi filsafat dan philosophy dalam etimologi bahasa Inggris. Islam hadir ke dunia tanpa diawali filsafat. Itulah realitasnya. Tetapi setelah munculnya ekspansi pada beberapa abad berikutnya dan persamaan pergaulannya dengan bangsa-bangsa Persia (Iran) khususnya, dan Jazirah Arab (Syiria, Mesir) pada umumnya, menjadikan umat Islam bersentuhan dengan filsafat-filsafat kuno. Ini terjadi setelah adanya pembebasan-pembebasan (al-futuhat) atas daerah-daerah tersebut di bawah para khalifah.

Persoalan filsafat atau kalam pertama kali muncul dalam pemikiran Islam dikarenakan terjadi problematika politik. Kemudian berkembang menjadi persoalan theology. Permasalahan ini meluas akibat banyaknya interpretasi terhadap realitas sejarah Rasul. Rasul sendiri tidak memberikan petunjuk tekhnis mengenai sistem suksesi kepemimpinan sehingga pasca Rasul wafat para sahabat mencari legitimasi bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut dengan menengok ke periode Rasul. Ada beberapa sekte atau aliran yang mengawali perkembangan ilmu kalam, yaitu :

1. Al-Khawarij; kemunculan kelompok ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa Ali dan Muawiyyah telah kafir, karena tidak menetapkan hukum berdasarkan hukum Allah. Mereka berpendapat bahwa masalah khalifah adalah mutlak bagi Allah saja, tidak boleh dimiliki oleh seseorang atau suatu golongan. Bagi mereka, keputusan adalah hak Tuhan semata, maka keputusan harus diambil sesuai dengan perintah Tuhan dalam al-Qur’an.

2. Murji’ah; kelompok ini muncul untuk menyelamatkan persatuan dan kesatuan umat Islam pada waktu itu. Mereka memilih sikap netral dan melakukan gerakan kultural dengan mengembangkan kegitan pemikiran Islam dan pengkajian terhadap Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah.

3. Jabariah dan Qadariah; kedua kelompok ini merupakan aliran kalam yang berintikan kepada perbedaan faham tentang kebebasan berkehendak. Qadariah memandang bahwa manusia mempunyai kebebasan dan kehendak sehingga manusia dapat menentukan perbuatan baik dan buruk sesuai pilihannya. Sedangkan Jabariah memandang manusia tidak memiliki kebebasan dan kehendak, karena apa saja yang diperbuat manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANDUAN UPDATE SYSTEM & UPDATE MASTER

Soal Latihan Pondok Pesantren

SOAL BAHASA INGGRIS SEMESTER 1 KELAS 1 SMK